Anakmu, Anakku, Anak Kita di Masa Depan

Saat itu, di ruang tamu sebuah sekolah SMA terjadi sedikit keributan antara guru, siswa dan orang tua dari siswa tersebut.

“Pokoknya gak mau bu !” Teriak siswa tersebut kepada ibunya.

“Tapi nak, ibu sudah janji mau balikin motor itu ke yang punya” jawab si ibu dengan suara lirih.

Sang guru yang mencoba menengahi pertengkaran antara ibu dan anak itu hanya bisa geleng-geleng kepala sambil mengelus dada.

Karena sudah sangat menginginkan sepeda motor terpaksa sang ibu rela mencari pinjaman karena apa daya tak sanggup untuk membelikannya, sang suami telah lama tiada. Demi agar anaknya mau berangkat sekolah.

“Nak, ibu dulu sekolah jalan kaki beberapa kilo meter, ibu harap kamu juga mau bersabar sampai ibu punya cukup uang untuk membelikanmu sepeda motor ” kata sang ibu memelas, “Ibu sudah janji sama tetangga mau balikin motornya hari ini”

“Ahhh bodo amat bu,,,, itu tahun berapa bu?! Sekarang tahun 2012 bu !” Balas sang anak dengan nada tinggi. “Pokoknya mau ibu nangis-nangis kek, mau minta sampai nangis darah kek,,, aku gak peduli !”

Akhirnya pertengkaran antara ibu dan anak itu menemui jalan buntu. Sang ibu keluar sambil menggendong anak keduanya yang masih balita.

Beberapa nasehat bijak maupun peringatan keras dari pak guru tampaknya tak membuat siswa tersebut untuk sedikitpun mengalah kepada ibunya. Setelah beberapa kali nasehatnya mentah didepan siswa yang keras kepala tersebut, terlihat matanya berkaca-kaca. Marah, jengkel sekaligus kasihan dengan keluarga siswa tersebut.

Masih di sekolah yang sama , terlihat sedikit kerepotan dipagi hari menjelang KBM di sekolah. Seorang pegawai sekolah terlihat kerepotan membawakan air dan sedikit hidangan kepada tamu sekolah yang berasal dari Dinas setempat saat itu.

“Sini Pak, masak bapak yang anterin sendiri ”

Sahut seorang siswa menawarkan bantuan saat melihat pegawai sekolah itu kerepotan seorang diri melayani tamu. Ia dengan senang hati menawarkan bantuan untuk mengantarkan jamuan kepada tamu agar pegawai tersebut tidak terlalu kerepotan.

Siswa tersebut memang terkenal ramah dan suka menolong diantara rekan-rekannya. Selain itu ia juga merupakan anak yang cerdas dan pernah juara kelas disekolah sebelumnya. Sopan dan santun kepada guru juga jadi kebiasaannya. Di masjidpun ia biasa terlihat di shaf pertama sedang menunggu iqomat sambil membaca al qur’an bersama teman-temannya yang lain.

Itulah sekelumit dinamika perilaku anak yang bisa terjadi dimasyarakat kita. Anak yang taat dan patuh biasa kita sebut dengan “anak berbakti” sedangkan anak yang cenderung pemberontak, berani, tidak sopan dan santun kepada orang tua biasa kita sebut sebagai “anak durhaka”.

Kita sebagai orang tua tentu mengharap anak yang berbakti seperti kisah kedua diatas. Namun apakah usaha anda untuk mewujudkannya? Seakan-akan anak sholeh / sholihah adalah do’a klise yang menjadi standar menyambut kelahiran buah hati bagi kaum muslimin di negeri ini.

“Selamat yaa, Semoga kelak jadi anak yang sholeh / sholihah” begitulah do’a yang otomatis diucapkan saat mendapat kabar kelahiran sang buah hati. Tanpa bermaksud menyalahkan do’a tersebut, namun sadarkah kita para orang tua bahwa usaha kearah sana tentu tidak semudah mengucapkannya.

Untuk itulah mari kita lengkapi semangat kita sebagai orang tua dengan landasan ilmu, ilmu tentang bagaimana cara mendidik anak itu? seperti apakah Rasulullah mendidik anak? Seperti apa standar “anak sholih” itu sebenarnya?

Kemudian dengan ilmu itu bisa jadi landasan kita beramal, agar “anak sholih” yang kita maksud benar-benar sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan Assunnah yang shohihah. Bukan sekedar “sholih” dimulut saja.

Terakhir, sudahkah kita mendo’akannya? Setiap hari?, disepertiga malam terakhir? atau mungkin dikala sempat saja? Do’akanlah anak kita sesering mungkin, kita tidak tau bagaimana ia akan menjalani hidupnya. Berjalan sesuai koridor Allah Ta’ala atau justru sebaliknya. Do’akanlah ia karena do’a orang tua kepada anaknya ibarat do’a Nabi kepada Umatnya.

Sekali-kali pandanglah wajah anakmu ketika sedang tertidur lelap. Wajah yang masih lugu dan polos itu akan segera terpapar gemerlapnya dunia dalam rentang pertumbuhannya. Jika kita tidak siap membekalinya, ia akan menjelma menjadi pemburu dunia yang buas bahkan bisa jadi lebih buas dari serigala yang kelaparan, atau jika kita sebagai orang tua sudah membekalinya dengan “ilmu” Insya Allah, ia akan bijak menempatkan dunia ini sesuai posisi dan porsinya. Tidak melanggar halal dan haram yang telah diatur sang Penciptanya.

 

(Untukku dan istriku yang baru saja menjadi ayah dan ibu)

Menulis itu gampang-gampang susah

Menulis itu gampang-gampang susah, gampang kalo inspirasi lagi ngalir, susah kalo inspirasi gak bisa istiqomah, lama-lama males dah,,,. Setelah kemaren bikin tulisan tentang “Alasan Kenapa Menjadi Seorang Penulis ?” sebagai azzam untuk semangat nulis lagi tapi karena dilanda berbagai penyakit males dan kurang gairah, (sok) sibuk dll akhirnya vakumlah blog ini dari update posting-posting bahkan sekedar untuk bales komen.

Beberapa tips untuk penulis pemula:

  1. Tulislah tulisanmu dengan gayamu sendiri

Terserah kamu, mau bahasanya formal, gaul atau semi formal yang penting paling nyaman dan enak dengan dirimu

NB: Asal jangan terlalu norak, lebai, alay dll

  1. Banyaklah membaca

Bacalah untuk menambah wawasanmu, bacalah teknik / gaya tulisan yang baik itu seperti apa dan pelajari

  1. Istiqomah

Nah,,, ini nih yang paling sulit (bagi penulis sendiri). Pokoknya kalau sudah bisa yang satu ini, insya Allah bakalan sukses.

  1. Apa tujuanmu menulis?

Sekedar berbagi info, pengetahuan, dapat uang, dakwah, iseng atau emang cuma asal nulis? Tujuanmu menulis inilah yang akan jadi ruh-tulisanmu.

Satu tips penting tentang menulis buat para penulis (jurnalis, wartawan, bloger dll)

Ibarat perkataan, Tulisan juga bisa diumpamakan seperti pedang bermata dua, jika baik penggunannya, baik juga hasilnya. Tapi jika buruk penggunaannya akan berakibat buruk juga akhirnya. Maksudnya tulisanmu bisa jadi amal jariah yang pahalanya ngalir terus walaupun anda telah meninggal dunia, tapi juga bisa jadi dosa jariah yang dosanya tetap mengalir walaupun anda telah meninggal dunia.

Menulislah tapi tetap berhati-hati, jangan terjebak dengan jargon “kebebasan Pers” maupun “kebebasan berekspresi” dll. Semua harus sesuai koridornya, dan ingat!!! semua akan dipertanggung jawabkan dihadapanNYA

Semoga penulis bisa istiqomah dalam menulis tulisan yang bermanfaat.

 

Bahtera itu Bernama Rumah Tangga

bahtera

Rumah tangga diibaratkan layaknya bahtera

Nakhodanya suami, sistennya isteri

kapalku bukanlah kapal ferri yang cepat

bukan pula kapal pesiar yang mewah

saat ini hanya kapal sederhana

 

Tapi kapal ini punya satu tujuan yang pasti

Yaitu surga Allah yang kekal abadi

Walaupun tidak dilengkapi peralatan yang canggih

Tapi kapal ini punya buku navigasi yang bisa diandalkan sepanjang masa

Al Qur’an dan Hadist pedomannya

 

Yang namanya laut, mau lihat depan, belakang, kiri dan kanan semuanya laut

Kadangkala pasti bosan melanda, capek dan lelah

Kalau sudah bosan, nakhoda dan asisten harus saling menghibur

saling bercanda memecahkan suasana

 

Yang namanya laut, pasti ada ombak dan angin lautnya

kadang hanya riak-riak kecil dan angin sepoi yang semilir

Tapi bisa juga ombak besar disertai badai yang menyambar-nyambar

kalau semua itu terjadi sang nakhoda dan asisten harus saling berpegangan tangan

Harus saling menguatkan,

Jangan sampai kapal ini karam

 

Suatu saat nanti kapal ini harus mengisi perbekalan

Jika Allah meridhoi, kapal ini akan singgah di suatu pulau nan indah

Pulau dengan ombak yang tenang, laut biru yang jernih

Pantainya bersih dan berpasir putih

Seperti Maldives

Tapi Ingat ! Sang nakhoda dan asisten tidak boleh lupa dengan tujuannya.

Mampir dipulau itu hanya untuk mengisi perbekalan

Setelah selesai bongkar muat perbekalan, angkat jangkar dan lanjutkan perjalanan.

 

Seiring waktu menuju tujuan, akan ada anggota baru dikapal ini.

Mereka akan mengisi ruang yang kosong dengan tawa yang riang

Kadang juga dengan tangis yang sedih

Mereka akan menjadi penyenang hati, penyejuk mata

Tapi itu hanya sementara, suatu saat nanti mereka akan punya kapalnya sendiri.

Yang paling penting adalah jelaskan pada mereka bahwa Surgalah tujuan hidup kita.

Sebaik-baik tempat kembali bagi umat manusia

Meraih keridho’an Rabbnya

 

Jangkar telah diangkat dan layar telah terkembang

Sekarang kapal ini berlabuh menuju tujuan

Menempuh perjalanan yang tak tahu seberapa lama dan seberapa jauh

 

Ya Allah, aku ingin diakhir perjalanan ini engkau berkata kepadaku

“Yaa ayatuhannafsul mutmainnah ‘irji’i ilarobbiki rodhiatammardiyah Fadkhuli fi’ibadi wadkhuli jannati”

 

“Wahai jiwa-jiwa yang tenang, datanglah kepada rabbmu dengan hati yang puas lagi diridhoiNYA. Masuklah kedalam jamaah hamba-hambaKU, Masuklah kedalam surgaKU”

 

28 Nopember 2013 –> 2 hari sebelum aku menikah, nasihat untuk diriku dan juga untuk saudaraku kaum muslimin menjelang pernikahanmu

Sepenggal Kisah Tentang Kakek yang Sederhana

Dulu waktu masih kecil, sejak usia Taman Kanak-kanak hingga SD kelas 1 sampai kelas 6, beliau yang mengantar dan menemaniku pergi ke sekolah. Maklum,,, baru awal-awal sekolah dan mengingat aku dan kakakku masih kecil waktu itu, bapak dan ibu masih kerja sedangkan adikku yg masih balita, beliaulah yang menjaganya, Kakek dan nenek.

SD-ku tepat berada di samping sawah kakek, tepat mengelilingi komplek SD N Karanganyar III di sebelah utara dan baratnya. Jadi ketika aku dan kakak belajar di SD impress itu, kakek asyik menjalankan pekerjaan utamanya sebagai seorang petani. Kadang disaat libur sekolah, kami semua membantu beliau disawah. Kegiatan yg paling kami sukai adalah ‘ndaud yaitu memindahkan benih padi yg baru tumbuh ke areal sawah untuk ditanam secara rapi. Kami senang karena bisa sekalian main air + lumpur 😀

Kakek dan nenek juga piawai membuat batu-bata dan berladang yang dilakukan di lahan kosong di tepian sungai yang disebut sebagai “dong Bulak” oleh warga kampung kami, letaknya di perbatasan timur kampung. Lebih dari itu, kakek juga mahir membuat meubel, seperti meja, kursi dan almari. Jadi tak hanya bertani saja, kakekku juga pandai bertukang dan berladang. Seorang pekerja keras.

Semenjak ibuku sakit keras, kakek dan nenek paling sering mampir kerumah, entah mengantar nasi dan lauk pauk sampai menemani tidur dirumah sampai larut malam. Maklum bapak harus bolak balik Sragen Solo menemani ibu yang dirawat dirumah sakit. Kadangkala untuk menghibur kami bertiga (aku, adikku faisal dan kakaku saiful), kakek menyenandungkan syair dalam bahasa jawa krama alus yang artinyapun aku tak tahu sama-sekali, kecuali beberapa potong saja, yahhh lumayanlah sebagai pengantar tidur.

Pun setelah ibu meninggal dunia, kakek tetap sering mampir kerumah, bantu-bantu bersih-bersih rumah, halaman sampai kebun samping rumah. Kadang-kadang juga beliau membawakan kami hasil ladangnya, kadang pisang, jambu, kacang dll.

Sebel,,, kesal, jengkel kadang juga sempat kurasakan pada kakek. Aku jengkel ketika beliau makan dirumah, bukan makannya yang kupermasalahkan, tapi setelah makan itu, beliau asal-asalan mencuci piringnya, tidak pakai sabun cuci, padahal sudah kularang mencuci sendiri. Maklumlah dirumah itu, aku yang diberi tanggung jawab untuk mencuci piring dan peralatan dapur lainnya. Aku kesal ketika beliau memotong pohon jambu depan rumahnya karena di pohon itulah banyak menghasilkan buah yang aku dan teman-temanku biasa bermain dibawahnya. Aku marah kadang-kadang beliau mengganggu keasyikanku bermain dll.

Akhirnya waktu semakin berlalu, tak terasa belasan tahun sudah peristiwa itu terjadi. Aku yang kini semakin dewasa insya Allah semakin paham dan mengerti. Beliau bukanlah orang kaya raya dikampung, beliau bukan juga petani sukses dengan sawah dan ladang berhektar-hektar, beliau bukanlah terkenal sebagai pejabat desa atau tetua kampung, bukan pula veteran perang yang dipanggil saat upacara 17an, walaupun beliau juga pernah ikut membantu perang kemerdekaan kala itu. Tapi dibalik itu semua, ada hikmah yang bisa kupetik dari beliau, kerja keras, kesederhanaan dan kesahajaan itulah yang terpancar dari beliau.

“Hai manusia, kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur); maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepadamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai pada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah” [al Hajj/22:5]

Kakekku termasuk ia yang dipanjangkan umurnya oleh Allah ‘azza wajalla, kurang lebih umurnya saat ini lebih dari 90 tahun. Dengan umur seperti itu, kakek mulai pikun, kurang lebih sejak 4 – 5 tahun yang lalu. Karena kebiasaannya sejak muda, beliau masih ingin bertani, ya, ditengah usianya yang telah udzur itu, beliau masih ingin berkarya, tidak ingin merepotkan anak-anak dan cucunya. Walaupun untuk berangkat kesawah saja beliau sudah lupa jalannya. Dengan sepeda ontel tua, caping, cangkul dan sabit beliau tenteng terus menerus mencari sawahnya. Pernah suatu ketika beliau melihat sawah-sawah tetangga sudah memasuki musim panen, kemudian beliau memintaku untuk membantunya memanen padi, hampir aku berangkat kesawah sebelum bapakku memberitahuku bahwa sawah kakek tidak ditanami padi karena sudah tidak ada yang mengurus. Setelah kujelaskan beliau hanya diam sambil menganguk-anggukkan kepalanya, besoknya ia meminta lagi hal yang serupa.

Sering juga beliau datang kerumah untuk pamitan, beliau membawa seluruh pakaian dan beberapa bekal yang dibungkus kain sarungnya, lengkap dengan caping dan sabitnya. Ketika ditanya, mau kemana? Beliau menjawab “mau pulang ke Brang Lor”, suatu tempat yang tidak pernah kukenal di peta daerah Sragen dan sekitarnya. Memang dulunya, kakekku adalah orang Jogjakarta, karena perang kemerdekaan melawan penjajah beliau mengungsi bersama keluarga dan saudara-saudaranya ke suatu daerah yang bernama Brang Lor, kemudian kakekku mengembara lagi sampai sekarang di Bulu, Karanganyar Sambungmacan Sragen, sedangkan saudara-saudaranya masih tinggal disana.

Butuh kesabaran yang ekstra memang, untuk menghadapi orang tua yang telah pikun. Disini kitalah sebagai anak dan cucu yang di uji kesabaran dan keikhlasannya dalam menjaga dan merawat orang tua / orang tua bapak ibu kita. Apakah kita mampu bersabar dengan merawat mereka di hari tuanya ataukah malah kita titipkan di panti jompo dengan alasan berbagai kesibukan kita, naudzubillah tsumma na’udzubillah,,, jangan sampai aku melakukan hal itu dan jangan sampai aku diperlakukan seperti itu.

Apa yang saat ini kita lakukan dan bagaimana sikap yang kita lakukan kepada orang tua / kakek dan nenek kita, kira-kira seperti itulah yang akan kita dapatkan di hari tua nanti. Jika saat ini kita tidak bersabar dan acuh terhadap mereka, maka sangat mungkin sekali dihari tua nanti juga akan diperlakukan seperti itu.

Innalillahi Wainnailaihiroji’un,,,,,,, kini sosok tua yang sederhana dan bersahaja itu telah pergi, tepat hari Rabu 12 Desember 2012 pukul 21.00 WIB yang lalu (-+ 3 jam yang lalu) beliau kembali ke rahmatullah. Sejenak teringat kembali kenangan indah bersamamu, ketika seseorang itu telah pergi untuk waktu yang lama, barulah kita tahu akan penting dan indahnya kebersamaan bersamanya.

Beliau mungkin bukan orang yang istimewa dimata anda, tapi melalui beliau-lah (atas izin Allah) saya ada. Teruntuk kakek kami tercinta, Ali Muhammad, maafkan ananda yang belum bisa membuatmu bahagia, mungkin juga belum bisa membuatmu bangga, maafkan cucumu yang tidak bisa mencium keningmu dihari terakhirmu di dunia.

Hanya do’a dari jauhlah yang bisa ananda kirimkan dari perantauan. Semoga Allah Tabaroka wata’ala mengampuni dosa-dosamu, menerima semua amal ibadahmu, menyelamatkanmu dari siksa kubur dan menempatkanmu ditempat yang sebaik-baiknya. Semoga Allah mempertemukan kita dihari yang telah pasti dengan kondisi yang lebih baik. Allahummagfirlahu Warhamhu Wa’afi’i wafu’anhu

Alasan Kenapa Menjadi Seorang Penulis ?

Sejenak harus merenung tentang diri sendiri, mereview ingatan masa lalu. Seberkas ingatan tentang teman-temanku tiba-tiba berkelebat. Menggelitik obsesi lama yang sempat redup. Redup,,,, bukan padam.

Beberapa menit yang lalu saat browsing di internet secara tidak sengaja kutemukan blog temanku saat masih kuliah dulu. Teman beda jurusan tapi satu fakultas. Aku tidak begitu mengenalnya, tapi satu yang kuingat kalau tidak salah dia pernah bertanya tentang “bagaimana membuat blog yang bagus itu?”. Tapi sekarang, kalian tahu apa yang terjadi?, blognya cukup ramai pengunjung, bahkan daripada punyaku mungkin. Blognya selalu di update.

Satu yang membuatku simpati adalah ternyata dia seorang penulis juga. Entah penulis besar atau kecil yang penting dia bisa menulis, menulis tulisan yang bermanfaat tentunya. Apalagi bukan karena tujuan komersil (uang dan ketenaran), ditambah lagi kalau berbobot, bermanfaat dan menginspirasi….. WAH,,, jadi bangga sekaligus iri aku.

Aku sangat menghargai penulis yang seperti itu. Aku juga bisa menulis (gaya bebas tapi), tapi entah kenapa semangat itu jadi redup, alhamdulillah tidak padam. Karena aktifitas menulisku sebagian kualihkan dari digital based menjadi konvensional based. Dari yang semula nulis di komputer kemudian di posting di blog/FB menjadi via kertas dan pulpen (lha kok malah jadi downgrade ? à biarinn,,, !, ada alasan tertentu kawan).

Aku ingin tetap menulis walau apapun yang terjadi ! Kenapa?

1. Dengan tulisan, bisa menjadi salah satu amal jariyah kita?

Amal Jariyah?, ya bisa saja, asal tulisan itu berupa ilmu, bermanfaat (dilihat dari sudut pandang syar’i tentu saja) kemudian di publikasikan dan dibaca orang secara kontinyu / terus menerus, bukankah itu adalah salah satu dari 3 amal jariyah yang diterangkan dalam hadist ? yaitu “ilmu yang bermanfaat” yang pahalanya tiada putus-putus.

2. Bisa menjadi inspirasi bagi orang lain.

Kalau ada seseorang yang tergugah / termotivasi / tersadar karena tulisan kita, tentu kita juga ikut senang. Alhamdulillah Allah ‘Azza Wajalla telah menjadikan kita sebagai perantara dalam pertolongan Allah kepada hambaNYA. Walaupun itu hanya satu orang.

3. Sebagai rekam jejak sejarah kehidupan kita.

Kawan,,, belum tentu suatu saat nanti kita akan menjadi orang-orang yang bertitle “VVIP” (Very Very Important People), atau “The Number One Man” ataupun juga “The Most Influential People in The World” dalam episode sejarah dunia ini. Jadi tidak akan ada yang sudi menuliskan sejarah biografi hidup kita. Kalau bukan diri kita sendiri yang menulis, siapa lagi?

Apa yang terjadi setelah 1 atau 2 dasawarsa setelah kita meninggal nanti? Kita akan hilang ditelan sejarah !. Bahkan anak, cucu atau cicit kita nanti belum tentu tahu siapa kita?

Bukankah kisah perjuangan Kartini menjadi diketahui dan terkenal sbg Pejuang hak-hak wanita karena jejak sejarah beliau berupa tulisan surat-menyuratnya. Bukan dengan kampanye ataupun piagam penghargaan.

Dengan foto ? mungkin akan tahu seperti apa wajah / fisik kita,

Dengan kumpulan berbagai piala ataupun piagam penghargaan? Mungkin mereka akan tahu betapa berprestasinya kita,

Tapi dengan tulisan, kita bisa menggambarkan bagaimana diri kita, pola pikir kita, karakter kita, kepribadian kita, hobi kita juga perjuangan kita dalam meraih setiap prestasi dalam hidup kita. Orang akan belajar sesuatu yang bermanfaat dari pengalaman kita. Insya Allahu Ta’ala.

Tak perlu menjadi seperti William Shakespeare atau J.K Rowling ataupun Habiburahman El Sirazy yang karya-karyanya bisa dibaca jutaan orang. Mulailah dari awal, cukuplah dan tetaplah menulis sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dengan gayamu sendiri. Insya Allah akan ada yang bisa membaca dan mengambil manfaat darimu.

Nunn… Wal Qolami wamaayasturuun (Nunn… Demi Pena, dan apa yang mereka tulis) Q.S Al Qalam 1

 Di tulis ulang oleh Saibani Kurniajati

tanggal 30 Oktober 2012, 22.50 WIB

from my “blue book” ^^

 

Met Lebaran … ^^

Wahhhh Enaknya,,,,, Wisuda sudah ada yang nungguin ^^

Kemaren kamis tanggal 19 Mei, ane menghadiri wisuda kakak ane yang kuliah di jurusan teknik Nuklir UGM. Ada sesuatu yang beda saat upacara wisuda disana. Bukan lantaran wisuda antara diploma dan S1-nya digabung, bukan pula lantaran nama besar UGMnya. Dan rasanya juga agak gimana gitu. Wisudanya sih biasa-biasa saja menurutku, pakai baju toga, topi wisuda, saat dipanggil namanya maju kedepan, tapi di UGM nggak ada acara pindah kucir segala, langsung terima ijazah, salaman, balik ke tempat duduk.

Ane sih nggak lihat secara langsung, tapi via LCD di lantai 1 gedung Graha Sabha Pramana (GSP), auditoriumnya UGM. Coz undangannya cuma buat 2 orang di lantai 2nya, ane sendiri baru berangkat hari kamis paginya, sampe sana jam 9nan. Bosen nunggu ane jalan-jalan, bosen jalan-jalan ane main HP, ngirim sms banyak yang pending, mau internetan ga nyambung-nyambung. Akhirnya jalan-jalan lagi, karena hawanya puanas, ane coba masuk lagi ke gedung GSP lantai 1. Di ruang itu sudah ada 4 LCD untuk menampilkan upacara wisuda secara langsung dari lantai 2nya, dannnnnn ada ACnya, lumayanlah buat ngadem. Ane beranikan saja masuk dari pintu samping coz dari pintu depannya sudah penuh orang.

Ane masuk lalu lihat-lihat kalau ada kursi yang kosong, ternyata ada juga lalu ane duduk di kursi itu. Nahhhh pas lagi duduk itu tanpa sengaja ane lihat ada dua orang anak kecil, akhwat cilik berjilbab besar yang baru berusia kurang dari lima tahun dan seorang lagi usia SD, duduk beberapa kursi di depan ane disamping kiri. Eh,,,, kalau di lihat-lihat lucu juga ya, anak sekecil itu sudah pake jilbab yang besar jadinya kayak kelelep jilbab (:D) selain itu wajahnya jadi tampak lebih manis n nggemesin (bagiku).

Acarapun selesai sekitar pukul 11.00, ane langsung keluar untuk menemui kakak dan bapak ane yang sudah berangkat hari rabunya. Setelah tak cari-cari akhirnya ketemu juga. Dan disana juga ada bapak calon mertua kakakku, katanya pas wisuda itu mau dikenalkan skalian antara bapakku dan bapak calon mertuanya. Ini lho yang bikin beda. Emang sih, kakakku sudah mengkhitbah seorang akhwat referensi dari sahabatnya. Tapi yang kutahu waktu itu hanya bapak calon mertuanya yang hadir.

Dan ternyata pas mau foto wisuda, bapak calon mertua kakakku juga datang bersama keluarganya, lengkap. Dan ternyata lagi, dua akhwat cilik yang ane lihat di lantai 1 gedung GSP tadi adalah calon adik iparnya kakakku, wahhhh nggak nyangka, pantesan (apa ya ?). satu lagi ane lihat ada gadis berjilbab besar berwarna orange sembunyi-sembunyi di belakang ibunya, umurnya baru belasan tahun. “Apa calon mbak iparku ikut datang juga ya?, jangan-jangan yang itu kali ?” ane masih belum yakin. Dan setelah ane telusuri lebih lanjut, ternyata memang benar. Yang berjilbab orange itu ternyata adalah calon mbak ipar ku. Dia tersenyum, tersipu-sipu malu di belakang ibunya. Hanya pas foto wisuda itu ane sempat melihat wajahnya. “Subhanalloh,,,,,, cantik juga ya, hidungnya mancung dan kulitnya putih kayak kakak ane, tinggi semampai lagi”.

Wah…. ternyata. Enak juga ya, wisuda sudah ada yang nungguin. Ane saja yang nemenin ikut deg-degan apalagi kakak ane. Wisuda dihadiri oleh calon bapak-ibu mertua, calon adik ipar dannnnnnn CALON ISTRI tentu saja. Bayangkan saja, saat acara wisuda sudah ditunggu seorang akhwat sholehah, yang akan bersedia hidup menua bersamanya, cantik lagi. 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 Oh INDAHNYA.

Ane sendiri sdikit nyesel dulu pas wisuda cuma ditemeni bapak, bukan apa-apa sih cuma kurang rame aja :). Selain itu kalau sudah ada yang “nunggu”kan jadi Baca lebih lanjut

Antara Amerika dan Islam

2 Mei 2011 kemarin menjadi hari yang bersejarah bagi Amerika Serikat dan Indonesia. Kalau di Indonesia tanggal 2 Mei merupakan hari pendidikan nasional yang biasa disingkat dengan hardiknas. Tapi bagi Amerika tanggal itu adalah hari dimana salah satu musuh besarnya berhasil mereka bunuh, dialah Usamah Bin Laden.

Mungkin bagi temen-temen yang tahu sejarahnya akan sedikit heran tentang permusuhan 2 mantan sahabat dekat ini (sahabat dekat ?). untuk itu ada baiknya kita simak lagi sejarah sekitar tahun 1980an akhir ini.

Satu yang mungkin bertolak belakang sebelum peristiwa 11 September, waktu masih terjadi perang dingin (AS Vs Uni Soviet) AS, Arab Saudi dan Pakistan adalah penopang utama yang membantu pejuang Mujahidin Afghan dalam mengusir tentara Soviet di Afghanistan.

Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat sejarah bahwa Amerika melalui CIA-nya telah memberi bantuan kepada pejuang Afghanistan melalui ISI Pakistan (Badan Intelijen Pakistan). Salah satu jalan untuk memasuki medan perang Afghanistan bagi Mujahidin internasional adalah melalui Pakistan. Sangat mudah karena pemerintah Pakistan secara tidak langsung turut campur dalam membantu para Mujahidin Internasional.

Bahkan Amerika telah mendonasikan FIM-92 Stinger dan juga sebagian persenjataan bagi pejuang mujahidin. FIM-92 Stinger adalah sebuah sistem misil anti serangan udara yang mampu membuat Uni Soviet kocar-kacir karena banyak kehilangan pesawat tempurnya. AS memberi bantuan secara sembunyi-sembunyi karena tidak ingin terlibat perang terbuka secara langsung dengan Uni Soviet (kawan lama AS juga sebenarnya, sebelum PD II berakhir). Atau dengan kata lain, kontak secara langsung dengan Soviet harus dihindari jika tidak ingin merasakan Tsar Bomba-nya Uni Soviet. (senjata Nuklir terhebat didunia saat itu, saking dahsyatnya senjata ini tidak masuk dalam daftar persenjataan angkatan bersenjata Rusia)

FIM-92 Stinger

Begitu juga dengan Arab Saudi, negara ini juga memberi dukungan penuh pada pejuang Mujahidin dalam melawan tentara Uni Soviet. Salah satu tokoh yang paling berpengaruh adalah Sheikh Abdullah Azzam, yang juga salah satu guru dari Osama Bin Laden. Sheikh Abdullah Azzam adalah tokoh utama yang memobilisasi dukungan bangsa Arab untuk para pejuang Mujahidin Afghanistan yang kemudian disebut dengan “Arab Afghanistan”. Bahkan Presiden Amerika Serikat saat itu, Ronald Reagan dan bangsa amerika menyebut para Mujahidin luar Afghanistan dengan julukan “Pejuang Kebebasan”, Pejuang dari luar Afghanistan yang direkrut dari Dunia Muslim untuk melaksanakan Jihad melawan Komunis. Salah satu dari “Pejuang Kebebasan” itu adalah Osama Bin Laden, walaupun partisipasinya tidak termasuk dalam program CIA. Amerika Serikat mau membantu Pejuang Mujahidin karena ada kepentingan untuk melemahkan / menghancurkan lawannya, yang lebih dikenal sebagai “perang dingin”, yaitu antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet.

Itulah gambaran masa lalu, yaitu sebelum Uni Soviet runtuh ditahun 1991. Setelah Uni Soviet runtuh dan berubah menjadi Rusia, maka pandangan politik AS-pun berubah, begitu juga dengan Al Qaeda bentukan Osama Bin Laden, salah satu organisasi yang menampung veteran perang Mujahidin Vs Uni Soviet. Antara Al Qaeda dan Amerika Serikat mulai tidak akur, puncaknya adalah peristiwa 11 September 2001.

Entah apa hal pertama yang memicu ketidak akuran kedua mantan sahabat lama itu. Ada indikasi hal itu terjadi karena AS memasuki wilayah Arab Saudi untuk mempertahankan wilayah tersebut dari ancaman invasi Irak yang telah mencaplok Kuwait sebelumnya (dengan restu Pemerintah Saudi tentunya). Tapi menurutku tidak sesepele itu, kalau pemerintah Saudi yang mengundang dan mengijinkan tentara AS masuk wilayahnya, kenapa Osama memerangi AS, bukannya Arab Saudi?, lagi pula perang karena alasan seperti itu terlalu konyol bagiku.

Tapi menurutku alasan yang lebih penting dari itu adalah politik Amerika Serikat terhadap dunia Islam saat itu (sampai saat ini). Dimana AS secara terang-terangan mendukung pendudukan Israel atas Palestina dan berbagai masalah lain yang dianggap merugikan dunia Islam secara umum (Invasi ke Afghanistan, Irak, dll).

Dukungan bangsa arab terhadap AS saat ini (menurutku) tidak merepresentasikan dukungan umat Islam secara global di dunia. Arab Saudi, Mesir, Bahrain, Uni Emirat Arab, Pakistan sampai Indonesia yang kelihatannya adem ayem dengan amerika saat ini bukan karena mereka menerima politik AS di dunia Islam secara utuh, melainkan karena Amerika Serikat mendukung dan merangkul pemimpin-pemimpin dunia arab (yang memang sebagian besar muslim) dengan berbagai modelnya, misalnya kerjasama ekonomi, politik. Terutama dalam bidang perminyakan.

Kita tahu sendiri bahwa Amerika Serikat adalah konsumen minyak terbesar di dunia, dan yang paling penting, mereka punya uang banyak untuk membeli. Sedangkan negara-negara arab (mayoritas muslim) adalah pendominasi produsen minyak terbesar di dunia. So….. berani macem-macem dengan “bakul minyak”, sekali embargo hancurlah perekonomian AS. Hal ini dibuktikan berdasar pengalaman saat terjadi perang Yom Kippur antara Mesir Vs Israel. AS yang saat itu mendukung Israel kena embargo minyak juga, alhasil bergoyanglah perekonomian AS dan akhirnya menghasilkan perjanjian damai dengan Anwar Saddat.

Untuk itulah kerja sama dan hubungan baik dengan negara-negara penghasil minyak harus terus dijaga dan dipertahankan, demi mengamankan pasokan minyaknya. Salah satunya ya,,,,,, merangkul pemimpin-pemimpin dunia arab. Memang ini tidak salah, dan memang seharusnya begitu, demi menjaga perdamaian dunia. Tapi yang salah adalah sikap AS sendiri terhadap dunia Islam secara global. Inilah yang memicu segelintir oknum umat islam yang menyatakan perang terhadap Amerika serikat dan sekutu-sekutunya. Walaupun hubungan antara negara-negara arab dan amerika cukup baik tapi akan tetap ada perlawanan dari “oknum umat islam” jika kesewenang-wenangan AS terhadap dunia Islam belum berakhir.

Untung saja AS tidak mengusik negara-negara arab dengan senjata HAM-nya. Coba kalau berani mengusik arab saudi yang menegakkan syariah islam dengan senjata Hak Azazi Manusia. Pasti lain ceritanya. Dan untuk negara-negara yang sudah “terlanjur berani” menentang AS secara terbuka, harus segera di eksekusi sebelum pengaruhnya meluas, contoh : Irak melalui Saddam Husein, Afghanistan dengan pemerintahan Taliban dan yang terakhir adalah Libya, walaupun tidak secara langsung, tapi antara Libya (Moammar Khaddafi) dengan Amerika pernah terlibat konflik sehingga harus diantisipasi sebelum bertambah kuat (mumpung ada kesempatan juga- revolusi timur tengah-).

Dan……. yang belum (sempat) di eksekusi tapi sudah masuk daftar tunggu ada negara-negara yang di labeli dengan nama “Axis of Evil” (poros kejahatan/poros setan) termasuk didalamnya ada Iran dan Korea Utara. Dan untuk kelompok kecil lain di labeli dengan stigma “Teroris” agar tidak mendapat dukungan lebih besar lagi.

Disini penulis tidak memihak kepada Osama ataupun Obama (Amerika Serikat). Tapi penulis mencoba bersikap seobyektif mungkin. Jangan sampai kita menilai sesuatu sebelum tahu yang sebenar-benarnya. Sehingga penilaian yang diambil tidak terkesan “tidak adil” atau berat sebelah.

Sekali lagi, penulis juga tidak setuju dengan adanya tindak terorisme yang dilakukan segelintir oknum atas nama Islam, tapi juga tidak mendukung stigma “teroris” yang di identikkan dengan “jihad” dan Islam.

Jihad tidak sama dengan terorisme dan terorisme bukan bagian dari islam.

Jihad adalah salah satu ibadah tertinggi dalam Islam, jadi jangan alergi dengan jihad. Kalau anda adalah seorang muslim tapi takut dan menghindar bahkan sampai membenci jika mendengar kata “jihad” maka keislaman anda patut dipertanyakan.

Bahkan Amerika Serikat sendiri pernah mendukung aksi jihad, setidaknya ketika senjata yang bernama “Jihad” itu diarahkan ke Uni Soviet.

Pesan penulis kepada pemimpin Amerika (kalau sempat baca 😀 ) tolong kaji ulang dan pertimbangkan kembali politik anda terhadap dunia Islam, apa ada yang salah atau apa saja yang perlu dilakukan agar hubungan dunia Islam dengan anda bisa rujuk kembali. Tidak hanya kepentingan sesaat saja (baca: minyak).

Untuk para pejuang Islam dimanapun dan darimanapun anda berasal, mari kita evaluasi perjuangan kita, jihad kita. Mari kita kembalikan makna “Jihad” sesuai yang dilakukan oleh Rasululloh Shalallohu’alaihi wasallam, sahabat dan para pendahulu kita. Jangan sampai kita terjebak dalam pemahaman khawarij yang bahkan baginda nabi sendiri melaknatnya. Lakukan jihad sesuai Al Qur’an dan Al hadist yang shahih.

menjadi seorang muslim fundamentalis tak berarti kita terlibat atau mendukung kegiatan terorisme, dan menjadi seorang mujahid tak berarti kita bebas menculik atau membunuh warga sipil (Aukai Collins, veteran mujahidin).

Dari:

Seorang muslim yang mencoba peduli dengan kondisi Islam di dunia.

Akhirnya Aku DiWisuda (alhamdulillah)

Hari ini, kamis tanggal 23 September 2010 adalah salah satu hari yang bersejarah dalam hidupku. Karena siang tadi (jam 11.00-13.00 WIB) aku baru saja menyelesaikan proses wisuda di gedung auditorium UNS, setelah pagi sebelumnya ada pelepasan wisudawan oleh fakultas di gedung SC (student center). Secara simbolis, yakni dengan dipindahkannya kucir pada topi segi lima dari sebelah kiri ke sebelah kanan, maka secara resmi aku dan teman-teman D3 Ilmu Komputer FMIPA UNS sudah dinyatakan berhak menyandang gelar Ahli Madya dan sudah resmi menjadi alumni UNS

Wah,,,,, tidak disangka ternyata saat – saat itu berlalu begitu cepat, tidak terasa, tapi kadang-kadang aku mengalami waktu berjalan begitu lambat (kalau sedang ada masalah pelik nih). Tapi memang waktu berlalu begitu cepat. Aku masih ingat ketika dulu daftar – ujian masuk – diterima – ospek – libur lebaran – masuk beberapa hari langsung ada ujian mid semester, lalu ada temenku yg bernama olive bilang “walah…. Lagi kuliah maknyik wae wes ujian mid?”. Kalau kita menikmati apa yang kita lakukan, waktu tidak akan terasa ketika terus berjalan, detik demi detik.

Yang paling pertama ingin ku ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya adalah Orang tuaku, bapakku yang susah payah membiayai kuliahku selama ini, yang tadi pagi direwangi berangkat dari rumah jam 6 pagi, dan pulang sampai rumah ba’da ashar, padahal aku yakin, dari rumah beliaupun pasti belum sarapan (Bapakku memang jarang sarapan pagi, tapi rajin bikinin sarapan pagi buat anak-anaknya), Bapakku telah menjadi salah satu sumber motivasiku ^_^. Yang kedua baru dosen dan seluruh civitas akademika FMIPA secara umum

Ada lagi yang tidak boleh dianggap sepele adalah teman-temanku seperjuangan di organisasi mahasiswa kampus, terutama dari SKI yang tadi siang telah memberiku kenang-kenangan berupa gelas,,,, eh cangkir (sepertinya bukan cangkir, adiknya cangkir mungkin) yang imut-imut. Dan tidak lupa juga Emailkomp (entitas mahasiswa D3 ilmu Komputer) yang telah memberiku kenang-kenangan berupa setangkai bunga mawar  imitasi (klo ga, brarti ya tulip imitasi) yang cukup bagus, walaupun laki-laki agak gimana gtu klo menerima bunga. Tapi gapapalah,,,,,,, jangan lihat harga dan bentuk  barangnya, tapi lihatlah nilai dan tujuan diberikannya barang tersebut, pasti akan lebih bermakna, karena sifat dasar manusia memang ingin dihargai dan diperhatikan.

Baca lebih lanjut

Selamat hari Raya Iedul fitri ^_^

Selamat Hari Raya Iedul fitri 1431 H

AllohuAkbar

AllohuAkbar

AllohuAkbar

LaailahailallohuAllohuAkbar

AllohuAkbar

Walillahilhamd

Indahnya alunan takbir menggema di seantero dunia

Mengingatkan kita dengan euforia kejayaan Islam berabad silam

Dimana Syiar di tinggikan, dan hak-hak Alloh ditunaikan

Ramadhan dan 1 Syawal adalah momentum pengingatan

Insya Alloh suatu saat, saat itu akan kembali

Karena Alloh telah berjanji

afwan biarpun agak telat di blog ini, ane tetep mau ngucapkan

minal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir batin yaaaa…. ^_^

taqobalallohu minna waminkum

semoga Alloh menjadikan kita menjadi hamba-hambaNya yang muhsin

ikhlaskan hati mohon kemaafan

leburlah dosa ditapak tangan

lupakan segala khilaf dan salah…..

(raihan – lebaran ini)